Pertengahan tahun 2019, aku bersama temanku berlibur ke Thailand. Saat itu, liburan musim panas tiba dan kami memiliki jatah libur yang cukup lama untuk liburan dan pulang ke tanah air. Sebelum penghujung semester, kami sudah berunding mengenai rencana liburan kali ini, mulai dari destinasi hingga budgeting. Di sela-sela kesibukan, kami berbagi tugas. Ada yang mengecek harga tiket pesawat, reservasi hotel, membuat rencana perjalanan bahkan menukar mata uang. Kebetulan aku bertugas untuk menukar uang. Karena posisi kami yang sedang berkuliah di Tiongkok dan sulit sekali menemukan money changer, aku pun pergi ke bank untuk menukar uang dengan membawa paspor dan sejumlah mata uang Tiongkok. Saat itu, yang terpikir di otakku hanyalah bisa liburan seperti orang-orang pada umumnya.
Hari yang
ditunggu pun tiba, kami sampai di Bangkok dengan selamat. Seperti biasa, setelah keluar dari pemeriksaan
imigrasi di bandara, kami menghubungi taksi online dan menuju ke penginapan
yang sudah kami pesan. Tidak ada yang spesial dengan liburan pada umumnya, kami
menuju penginapan dan berisitirahat sebentar, lalu mencari makan. Tidak ada
bedanya dengan yang biasa dilakukan orang-orang ketika liburan. Saat itulah aku
menghubungi seorang kenalan, karena aku sudah berjanji pada beliau untuk
memberi tahu jika aku berkunjung ke Thailand.
Kenalanku ini
adalah seorang lelaki muslim paruh baya yang pernah aku jumpai saat berlibur di
Hongkong. Kami mulai saling kenal saat beliau dan rekan kerjanya menyapa kami
terlebih dahulu dengan mengucapkan salam, dan aku membalas salamnya yang
diiringi dengan senyuman ramah. Memang benar, senyuman dapat mencairkan
suasana. Ketika berada di Hongkong, aku dan kenalan baruku ini berbincang
seperti sudah pernah bertemu sebelumnya. Hingga saat kami akan berpisah, kami
pun bertukar kontak dan beliau memintaku untuk memberitahunya jika aku
berkunjung ke Thailand. Sebenarnya aku tak menganggap hal ini istimewa, karena
itu adalah salah satu bentuk kesopanan, jadi kuanggap itu hanyalah basa-basi.
Setelah tiga
hari berlibur di Thailand, kenalanku yang bernama Pak Shafie ini memberitahu
bahwa beliau sudah bisa menemani kami jalan-jalan. Lalu keesokan harinya,
beliau datang ke penginapan kami dan membawa kami ke berbagai tempat di
Bangkok, hingga suatu ketika beliau bertanya apakah kami sudah ke Pattaya. Kami
menjawab hanya liburan di Bangkok saja. Mendengar hal itu, Pak Shafie mengajak
kami ke Pattaya dan beliau yang menjadi pemandu kami. Bahkan ongkos perjalanan
kami bertiga serta tiket masuk tempat wisata ditanggung oleh beliau. Ya Allah,
nikmat manalagi yang mahasiswa kere ini dustakan.
Malam pun
tiba, dan kami pun kembali lagi ke Bangkok. Sebelum berpisah, kami diajak makan
di sebuah rumah makan berlogo halal. Sebenarnya kami sudah merasa tidak enak,
biaya perjalanan sudah ditanggung dan kami ditraktir lagi makan malam. Aku yang
mengenal Pak Shafie langsung mengutarakan rasa sungkan kami. Awalnya beliau
bilang tidak apa-apa, tapi kami tetap saja bersikeras akan membayar makan malam
kali ini. Lalu beliau pun menawarkan solusi, jika harga total makanan yang
dipesan kurang dari 500 Baht (sekitar Rp 230.000,-), kami yang membayar. Tapi
jika melebihi 500 Baht, Pak Shafie yang membayar. Kami menyetujuinya dan
memesan makanan. Setelah selesai makan, kami meminta bill dan harganya pas 500 Baht. Sungguh sebuah kebetulan yang
menyenangkan, dan sesuai perjanjian maka kami yang membayar makanan tersebut.
Setelah itu, kami tidak langsung beranjak pergi, tapi masih duduk mengobrol
sebentar di rumah makan itu. Pak Shafie memberitahu kami, dia menawarkan solusi
seperti tadi agar kami bertiga punya kesempatan untuk bersedekah. Beliau merasa
tidak adil jika hanya beliau yang mendapat pahala sedekah. Oleh karena itu, Pak
Shafie membiarkan kami yang membayar makanan sebagai bentuk berbagi ladang pahala
kepada kami. Masya Allah, selama ini yang aku pikirkan hanyalah semakin banyak
kita banyak bersedekah, maka pahala sedekah yang akan kita dapatkan pun semakin
banyak. Namun, terkadang kita lupa bahwa memberi kesempatan kepada orang lain
untuk memperoleh pahala sedekah juga sama baiknya dengan bersedekah.